Jabatan selalu diperebutkan itu memang lazimnya begitu. Apalagi jabatan itu
bergensi misal saja paling top menjabat sebagai presiden, menteri, anggota DPR,
gubernur, bupati, camat, lurah, dan sebagainya. Mengapa jabatan tersebut
diperebutkan karena menaikkan harga diri, popularitas, mendapat kehormatan,
disegani, bahkan pendapatan dan fasilitas yang menggiurkan. Walaupun kalau
ditanya jawabannya klasik, ingin mengabdi kepada negara, ingin memperjuangkan
nasib kaum yang tertindas, dsb.
Jabatan pada karir di pekerjaan juga diperebutkan karena posisi kosongnya
cuma satu jadinya diperebutka oleh beberapa atau banyak pekerja. Misal jabatan
supervisor diperebutkan oleh beberapa teknisi, jabatan kepala seksi
diperebutkan oleh beberapa supervisor, dan seterusnya. Karena skema organisasi
di perusahaan seperti piramid yang makin lancip ke atas, dimana misalnya dalam
satu departemen sebuah perusahaan hanya ada satu manager, jadi pantas kalau
diperebutkan.
Tidak pernah kejadian para kepala seksi saling memberi kesempatan kepada
kepala seksi lain untuk lebih dulu menjadi manager, bahkan sebaliknya saling
bersaing, contoh sehatnya, bersaing berprestasi.
Anda pernah sholat berjamaah di masjid atau di mushola, ada posisi atau ada
jabatan kosong yakni menjadi imam sholat, itu juga jabatan mulia jika dilakukan
dengan baik tentu pahalanya kelak di sisi Allah SWT sangatlah tinggi. Tapi
jarang sekali kejadian jabatan imam itu diperebutkan, bahkan saling
mempersilakan orang lain untuk memngkunya. Biasanya kalau di mushola saling
tunjuk yang secara fisik (yang kelihatan lansung) paling memungkinkan untuk
menjadi imam misalnya yang berkopiah, yang berserban, bahkan yang sudah
berumur tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar