Life is full of choices... Make sure you pick the right one. Don't listen to the voices. Hear only yours and you have won. Your looks are your own. Someone will always love you. You will never be alone. Look in the mirror and you will see who!!
DutchEnglishSpainFrenchGermanRussianJapaneseChinese SimplifiedItalianArabicKorean

Jumat, 10 Februari 2012

Nenek Penjual Sapu Ijuk




Suatu hari setelah saya selesai makan dari sebuah warung soto ayam di dekat pasar Dargo, saya melihat seorang nenek renta yang berpakaian lusuh layaknya seorang pengemis. Dia duduk bersimpuh dengan merangkul tiga ikat sapu ijuk.

Merasa iba, saya menyodorkan selembar kertas ribuan rupiah. Tapi si nenek itu dengan rona wajah kecewa menggelengkan kepala. Saya mencoba memberikan uang tersebut ke genggamannya, sekali lagi dia menolaknya. Saya jadi bengong sendiri, kenapa si nenek ini, apakah pemberianku kurang.

Dari dalam warung keluar si pemilik, dia menghampiriku sambil berbisik, "  Mas, nenek ini bukan pengemis, tapi dia penjual sapu."

Saya mendekati nenek itu, "berapa harga sapu ijuk ini, nek?" tanya saya. "  Setunggalipun sewu gangsalatus, nak"   jawab si nenek.

"Saya beli semuanya, nek", sambil menyodorkan uang lima ribuan rupiah.

Terdengar lirih suara gumamannya, "Ya Allah Gusti, sepeser pun saya nggak punya kembaliannya."

"Sudah nek, kembaliannya buat nenek saja," sahutku.

"Tidak, nak. Terima kasih. Saya tukarkan dulu ya", sambil tertatih dia pergi melangkah ke sebuah warung rokok untuk menukarkan uang pemberianku itu.

Tidak berapa lama, dia kembali sambil memberian uang lima ratus rupiah sebagai kembaliannya.
"Monggo nak, uang kembaliannya."

"Ini sapu buatan saya sendiri, semoga awet untuk dipakai, nak."

Akhir cerita, silakan Anda menyimpulkan sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar